Cara Unik Menikmati Kopi Khas Indonesia, Tertarik Mencobanya?



Menikmati kopi tampaknya sudah menjadi trend tersendiri, semenjak kedai kopi atau angkringan mulai menjamur dan digandrungi oleh berbagai kalangan, terutama anak muda. Berbagai bahan diracik sedemikian rupa hingga memberikan nuansa berbeda ketika meneguk segelas kopi.
Indonesia sebagai salah satu negara pemasok kopi terbesar, memiliki kualitas tanaman kopi yang baik. Bahkan pemanfaatannya tidak terbatas pada biji kopi saja, tetapi juga bagian lain dari tanaman kopi. Nah, setiap daerah di Indonesia memilki keunikan masing-masing dalam menyajikan minuman kopi, diantaranya:

1. Kopi Khop


Kopi ini dapat dijumpai di Aceh, tepatnya kota Meulaboh. Keunikan dari kopi Khop adalah penyajian gelas dengan cara terbalik dan diberi alas piring kecil. Cara menikmatinya dengan mengangkat sedikit gelas dan meneguk kopi menggunakan sedotan. Teknik tersebut untuk menjaga suhu kopi agar tetap hangat. 

2. Kopi Joss


Sering dijumpai di angkringan dekat stasiun Tugu, Yogyakarta. Salah satu angkringan legendaris yang menyediakan kopi Joss, yaitu Angkringan Lik Man bertempat di utara stasiun Tugu, tepat seberang Jl. Malioboro. 

Kopi Joss disajikan berbeda dari sajian kopi pada umumnya. Pertama, kopi tubruk diseduh dalam gelas, setelah itu potongan arang diletakkan di atasnya. Arang yang digunakan langsung berasal dari tungku dan masih dalam keadaan api menyala.  Suara "Joss" saat arang terkena kopi, membuat kopi tersebut dijuluki kopi Joss. Menikmati kopi bercampur arang sembari ditemani aneka gorengan, memberikan sensasi berbeda bagi para pecinta kopi.

3. Kopi Bumbung
Kopi Bumbung (kopi Bambu) adalah kopi yang diseduh terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam batang bambu. Kopi Bumbung dijual di Warung Kopi Bumbung, terletak di daerah Ngampon, Margodadi, Seyegan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Bambu yang dijadikan wadah kopi, terbuat dari bambu khusus dan sudah steril. 

Selain sajian kopi memakai tempat bambu, di tempat lain terdapat pula alat penyaringan berbahan dasar bambu. Ide tercetus dari salah seorang warga Kebumen, Yuri Dollah yang memiliki kedai Yuam Roasted Coffe. Bambu dipotong, dibentuk dan bagian bawah dilubangi untuk menyaring bubuk kopi. 

4. Kopi Kawa Daun



Kopi Kawa Daun tidak terbuat dari biji kopi, melainkan memanfaatkan daun kopi robusta yang sudah tua. Daun kopi robusta dipilih karena mampu menghasilkan cita rasa enak daripada daun kopi arabika. Bahan ini mengalami serangkaian proses tertentu sebelum dikonsumsi. 

Pertama-tama daun tua dipetik dulu, selanjutnya dijepit menggunakan batang bambu. Nantinya daun ini bakal dipanggang atau diasapi di atas tungku besar sampai daun berwarna kecoklatan. Setelah itu, daun siap direbus hingga mendidih. 

Kopi khas Sumatera Barat ini, dihidangkan menggunakan batok kelapa serta memilki rasa lebih ringan, seperti perpaduan teh dan kopi. 


5. Kopi Rarobang
Kopi Rarobang terkenal di kota Ambon. Racikan dari kopi Arabika yang dticampur dengan bahan rempah-rempah, seperti jahe, cengkeh, kayu manis dan sereh. Keseluruhan bahan tersebut direbus hingga mendidih dalam suatu wadah. Setelah dituangkan ke dalam gelas, kopi disajikan dengan kenari sangrai di atasnya.

6. Kopi Ijo Tulungagung


Ijo dalam bahasa Jawa, berarti hijau. Kopi tersebut banyak ditemukan di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Warna kopi tidak hitam pekat, melainkan berwarna hijau tua. Proses pengolahannya sedikit berbeda, yaitu tidak melewati proses roasting (pemanggangan), hanya disangrai menggunakan wajan berbahan tanah liat. Selanjutnya kopi ditumbuk atau digiling hingga halus menjadi bubuk kopi yang siap diseduh. Disamping itu, kopi Ijo berkhasiat untuk membantu program diet dan mencegah diabetes. 

Selain enam sajian kopi tersebut, terdapat sebuah minuman kopi yang terbuat dari biji salak. Bahan biji salak seringkali terbuang, namun berkat tangan-tangan kreatif, biji tersebut bisa dimanfaatkan. Biji salak melalui beberapa proses, seperti dikeringkan kemudian disangrai hingga menghitam. Selanjutnya, biji salak tadi melewati proses penggilingan untuk menghasilkan bubuk kopi. Rasa kopi tersebut sedikit asam layaknya buah salak. 

Kopi biji salak sudah tersebar di beberapa daerah, diantaranya Salatiga dan Sleman (Yogyakarta). Tidak hanya memberikan cita rasa unik, kopi biji salak juga berkhasiat untuk mengatasi asam urat, sembelit, serta mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

Dari sekian daftar di atas, manakah kopi yang pernah kamu coba atau penasaran untuk mencicipinya?

Post a Comment

2 Comments

abang ichal said…
Belum lama ini saya ke pertama kali angkringan yogya hanya untuk nyobain kopi joss. Saya buka arangnya xixixi, takut kenapa2.
racikan kopi bisa bermacam2 gitu ya/ he he. cuma tergantung selera masing22 mau kopi jenis apa. aku malah penasaran sama kopi lambada. rasanya gimana ya? yg jelas tetep kopi.